Diantara benda yang berharga
yang kita ketahui adalah timah, emas, perak, maupun mutiara, tetapi meskipun
mahal benda-benda tersebut masih ada yang mampu membeli. Masih ada yang mampu
membeli emas, perak, mutiara, timah dan laen-laen sebagainya. Ini artinya bahwa
barang tersebut masih bisa dijangkau oleh manusia dan masih bisa patok
harganya.
Nah pada kesempatan jum’ah
ini, kita akan membicarakan sebuah hal diantara beberapa hal yang sangat mahal
harganya, tidak ada satupun manusia mampu membelinya, baik para jutawan maupun
maupun raja-raja. Tetapi meskipun demikian hal tersebut amat remeh menurut
kita?
Sidang Jum’ah
Hal tersebut tidak lain adalah
waktu. Iya benar wakut. Mau tidak mau kita sering meremehkan waktu, padahal
kita tahu bahwa tidak ada satupun diantara kita bahkan raja-raja sekalipun yang
bisa membeli waktu. Cobalah cari ke segala penjuru dunia, 1 saja manusia yang
bisa membeli waktu, 1 orang saja yang bisa membeli waktu walau 1 menit. Tidak
ada, tidak ada dan tidak akan pernah ada manusia yang bisa membeli waktu, baik
mengajukan waktunya maupun mengambil waktunya yang telah berlalu. Ketika waktu
berlalu, maka hilang sudah waktu tersebut meskipun 1 detik, dan sungguh kita
tidak bisa mengulanginya bahkan dengan menukar dengan segenggam mutiara.
Jama’ah Jum’ah
Maka wajar jika kaitannya
dengan waktu tersebut, Rasulullah memerintahkan kita untuk mempergunakan waktu
dengan sebaik mungkin.
Dari Ibnu ‘Abbas radliyallaahu ‘anhuma, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam
bahwasanya beliau berkata kepada seorang
laki-laki untuk menasihatinya :
إِغْتَنِمْ
خَمْساً قًبْلَ خَمْسٍ : حَيَاتَكَ قَبْلَ
مَوْتِكَ وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ وَشَبَابَكَ
قَبْلَ هَرَمِكَ وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ
”Manfaatkanlah lima (keadaan) sebelum (datangnya) lima
(keadaan yang lain) : Hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, waktu
luangmu sebelum waktu sempitmu, masa mudamu sebelum masa tuamu, dan kayamu
sebelum miskinmu” [HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi].
Sidang Jum’ah
Hadits ini merupakan nasihat yang lengkap dan sangat berharga
dari Rasulullah Saw, yang pada intinya adalah sebagai berikut ini:
1. Memanfaatkan hidup sebelum datang kematian
Rasulullah SAW memberi nasihat kepada
seseorang supaya memanfaatkan hari-hari selama hidupnya sebelum matinya. Hidup
merupakan nikmat yang besar. Hari-hari dalam kehidupan merupakan kenikmatan.
Karenanya setiap kali bangun dari tidurnya, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
wasallam mengucapkan :
اَلْحَمْـدُ لِلّهِ الّذِيْ اَحْـيَانَا بَعْـدَ مَا أَمَاتَـنَا وَإِلَيْهِ
النُّـشُوْر
”Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami setelah
mematikan kami dan hanya kepada-Nya tempat kembali” [HR. Bukhari].
Nah di dalam menggunakan waktu
hidup itu, marilah kita mengisinya dengan
perbuatan-perbuatan yang baik dari pada perbuatan yang tidak bermanfaat apalagi
perbuatan yang buruk karena kematian itu datangnya tidak ada yang tahu kecuali
ALLOH, tiba-tiba, terlebih karena Rasulullah bersabda :
خَيْرُكُمْ مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ
”Sebaik-baik kalian adalah orang yang
panjang usianya dan bagus amalnya” [HR. At-Tirmidzi].
Sidang Jum’ah
2. Memanfaatkan Kesehatan sebelum datang sakit.
Kesehatan adalah mahkotanya orang
sehat. Kesehatan tidak terlihat nilainya kecuali oleh orang yang sakit.
Demikian juga waktu luang adalah nilai yang sangat tinggi yang tidak disadari
kecuali oleh orang yang sibuk.
Marilah kita
manfaatkan kesehatan kita! Kita manfaatkan untuk beribadah puasa, shalat
malam, beribadah ke masjid, menuntut
ilmu, dan lainnya. Demikian juga untuk bekerja menafkahi keluarga. Marilah kita
manfaatkan sebelum diuji dengan sakit. Karena kalau sudah sakit, kita semua tahu bahwa berharap bisa
shalat sambil berdiri, tapi tidak bisa berdiri. Berharap bisa berangkat menuju
masjid, tapi kedua kaki tidak kuat untuk menyangga badan. Maka kita akan
menyesali hari-hari ketika kita masih mampu melakukan semua ibadah, tapi tidak
memanfaatkannya. Begitu juga
dengan bekerja. Sangat sangat sulit untuk bisa bekerja saat kita sakit.
Jama’ah
Jum’ah…
3.Memanfaatkan
waktu luang sebelum waktu sempit.
Hendaknya kita isi waktu-waktu luang
kita dengan amalan-amalan shalih yang berguna bagi kita sendiri. Sebab di saat
sibuk kita nanti hanya bisa berharap. Berharap bisa ke masjid, tetapi tidak
bisa karena sakit, berharap bisa mengaji, tetapi tidak bisa dan begitu
seterusnya. Kaitannya
dengan kesehatan dan kelonggaran waktu itu, Rasulullah SAW bersabda :
نِعْمَتَانِ
مَغْبُوْنٌ فِـيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ : اَلصِّحَةُ وَالْفَرَاغُ
”Ada dua nikmat dimana banyak orang yang rugi (atas
kedua nikmat itu), yaitu nikmat sehat dan waktu luang” [HR. Bukhari].
Kata Maghbuun (مغبون) dalam hadits di atas pada dasarnya terjadi pada jual beli.
Dengan ini Nabi ingin menjelaskan bahwa
orang rugi secara hakiki adalah orang sehat dan memiliki waktu luang lalu tidak
bisa memanfaatkan keduanya. Ibaratnya orang memiliki permata yang sangat mahal
lalu ditukar dengan kotoran hewan yang tidak berharga.
Oleh karena itu As-Salafush-Shalih/ ulama’ zaman dahulu lebih tamak
terhadap waktu dibandingkan kita. Di antara kita ada yang tidak tahu bagaimana
memanfaatkan waktunya, bagaimana mengisi waktu luangnya? Kita terkadang
mendengar dua orang yang berkata kepada temannya : “Ayo kita habiskan waktu,
atau menghilangkan waktu”. Sementara ulama’ sangat tamak
pada menit, bahkan detik waktu. Mereka memanfaatkannya dengan baik. Ibnul-Jauzi
rahimahullah yang berkata kepada putranya,”Wahai anakku, barangsiapa yang
mengucapkan subhaanallaahi wabihamdihi maka ditanamkan untuknya satu pohon
kurma di surga. Perhatikanlah, orang-orang yang menyia-nyiakan waktunya,
alangkah banyaknya pohon kurma yang disia-siakan”.
Sidang
Jum’ah…
Adapun isi
hadis di atas tadi yang ke 4 dan ke 5 adalah Memanfaatkan masa muda sebelum masa tua dan Memanfaatkan
kekayaan sebelum datang masa
kemiskinan.
Namun karena
terbatasnya waktu, maka point ke 4 dan ke 5 akan kita bahas di kesempatan lain.
Yang jelas marilah kita pergunakan waktu kita dengan baik. Untuk mengetahui
betapa mahalnya waktu per menit, lihatlah orang-orang yang sedang sakaratul
maut, bahwa waktu 1 menit untuk orang yang akan meninggal sangat sangat
berharga. Untuk tahu betapa mahalnya waktu per detik, lihatlah perlombaan
perlombaan, baik kuda, motor, maupun lari, meski selisih 1 detik, yang kalah
tetaplah kalah dan yang menang tetaplah menang. Dengan demikian kita lebih
menginsyafi betapa waktu itu sangat sangat berharga.
Dan semoga
kita bisa memanfaatkan waktu kita dengan sebaik-baiknya aamin aamiin ya rabbal
‘Alamiin.







0 komentar:
Posting Komentar