Translate

Senin, 20 Februari 2017

MEMANFAATKAN WAKTU

Diantara benda yang berharga yang kita ketahui adalah timah, emas, perak, maupun mutiara, tetapi meskipun mahal benda-benda tersebut masih ada yang mampu membeli. Masih ada yang mampu membeli emas, perak, mutiara, timah dan laen-laen sebagainya. Ini artinya bahwa barang tersebut masih bisa dijangkau oleh manusia dan masih bisa patok harganya.

Nah pada kesempatan jum’ah ini, kita akan membicarakan sebuah hal diantara beberapa hal yang sangat mahal harganya, tidak ada satupun manusia mampu membelinya, baik para jutawan maupun maupun raja-raja. Tetapi meskipun demikian hal tersebut amat remeh menurut kita?

Sidang Jum’ah

Hal tersebut tidak lain adalah waktu. Iya benar wakut. Mau tidak mau kita sering meremehkan waktu, padahal kita tahu bahwa tidak ada satupun diantara kita bahkan raja-raja sekalipun yang bisa membeli waktu. Cobalah cari ke segala penjuru dunia, 1 saja manusia yang bisa membeli waktu, 1 orang saja yang bisa membeli waktu walau 1 menit. Tidak ada, tidak ada dan tidak akan pernah ada manusia yang bisa membeli waktu, baik mengajukan waktunya maupun mengambil waktunya yang telah berlalu. Ketika waktu berlalu, maka hilang sudah waktu tersebut meskipun 1 detik, dan sungguh kita tidak bisa mengulanginya bahkan dengan menukar dengan segenggam mutiara.

Jama’ah Jum’ah

Maka wajar jika kaitannya dengan waktu tersebut, Rasulullah memerintahkan kita untuk mempergunakan waktu dengan sebaik mungkin.
Dari Ibnu ‘Abbas radliyallaahu ‘anhuma, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bahwasanya beliau berkata kepada seorang laki-laki untuk menasihatinya :

إِغْتَنِمْ خَمْساً قًبْلَ خَمْسٍ : حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ وَشَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ
”Manfaatkanlah lima (keadaan) sebelum (datangnya) lima (keadaan yang lain) : Hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, waktu luangmu sebelum waktu sempitmu, masa mudamu sebelum masa tuamu, dan kayamu sebelum miskinmu” [HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi].

Sidang Jum’ah

Hadits ini merupakan nasihat yang lengkap dan sangat berharga dari Rasulullah Saw, yang pada intinya adalah sebagai berikut ini:
1. Memanfaatkan hidup sebelum datang kematian
Rasulullah SAW memberi nasihat kepada seseorang supaya memanfaatkan hari-hari selama hidupnya sebelum matinya. Hidup merupakan nikmat yang besar. Hari-hari dalam kehidupan merupakan kenikmatan. Karenanya setiap kali bangun dari tidurnya, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam mengucapkan :
اَلْحَمْـدُ لِلّهِ الّذِيْ اَحْـيَانَا بَعْـدَ مَا أَمَاتَـنَا وَإِلَيْهِ النُّـشُوْر
”Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami setelah mematikan kami dan hanya kepada-Nya tempat kembali” [HR. Bukhari].
Nah di dalam menggunakan waktu hidup itu, marilah kita mengisinya dengan perbuatan-perbuatan yang baik dari pada perbuatan yang tidak bermanfaat apalagi perbuatan yang buruk karena kematian itu datangnya tidak ada yang tahu kecuali ALLOH, tiba-tiba, terlebih karena Rasulullah bersabda :
خَيْرُكُمْ مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ
”Sebaik-baik kalian adalah orang yang panjang usianya dan bagus amalnya” [HR. At-Tirmidzi].

Sidang Jum’ah

2. Memanfaatkan Kesehatan sebelum datang sakit.
Kesehatan adalah mahkotanya orang sehat. Kesehatan tidak terlihat nilainya kecuali oleh orang yang sakit. Demikian juga waktu luang adalah nilai yang sangat tinggi yang tidak disadari kecuali oleh orang yang sibuk.

Marilah kita manfaatkan kesehatan kita! Kita manfaatkan untuk beribadah puasa, shalat malam,  beribadah ke masjid, menuntut ilmu, dan lainnya. Demikian juga untuk bekerja menafkahi keluarga. Marilah kita manfaatkan sebelum diuji dengan sakit. Karena kalau sudah sakit, kita semua tahu bahwa berharap bisa shalat sambil berdiri, tapi tidak bisa berdiri. Berharap bisa berangkat menuju masjid, tapi kedua kaki tidak kuat untuk menyangga badan. Maka kita akan menyesali hari-hari ketika kita masih mampu melakukan semua ibadah, tapi tidak memanfaatkannya. Begitu juga dengan bekerja. Sangat sangat sulit untuk bisa bekerja saat kita sakit.

Jama’ah Jum’ah…

3.Memanfaatkan waktu luang sebelum waktu sempit.
Hendaknya kita isi waktu-waktu luang kita dengan amalan-amalan shalih yang berguna bagi kita sendiri. Sebab di saat sibuk kita nanti hanya bisa berharap. Berharap bisa ke masjid, tetapi tidak bisa karena sakit, berharap bisa mengaji, tetapi tidak bisa dan begitu seterusnya. Kaitannya dengan kesehatan dan kelonggaran waktu itu, Rasulullah SAW bersabda :
نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِـيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ : اَلصِّحَةُ وَالْفَرَاغُ
”Ada dua nikmat dimana banyak orang yang rugi (atas kedua nikmat itu), yaitu nikmat sehat dan waktu luang” [HR. Bukhari].
Kata Maghbuun (مغبون) dalam hadits di atas pada dasarnya terjadi pada jual beli. Dengan ini Nabi  ingin menjelaskan bahwa orang rugi secara hakiki adalah orang sehat dan memiliki waktu luang lalu tidak bisa memanfaatkan keduanya. Ibaratnya orang memiliki permata yang sangat mahal lalu ditukar dengan kotoran hewan yang tidak berharga.
Oleh karena itu As-Salafush-Shalih/ ulama’ zaman dahulu lebih tamak terhadap waktu dibandingkan kita. Di antara kita ada yang tidak tahu bagaimana memanfaatkan waktunya, bagaimana mengisi waktu luangnya? Kita terkadang mendengar dua orang yang berkata kepada temannya : “Ayo kita habiskan waktu, atau menghilangkan waktu”. Sementara ulama’ sangat tamak pada menit, bahkan detik waktu. Mereka memanfaatkannya dengan baik. Ibnul-Jauzi rahimahullah yang berkata kepada putranya,”Wahai anakku, barangsiapa yang mengucapkan subhaanallaahi wabihamdihi maka ditanamkan untuknya satu pohon kurma di surga. Perhatikanlah, orang-orang yang menyia-nyiakan waktunya, alangkah banyaknya pohon kurma yang disia-siakan”.

Sidang Jum’ah…

Adapun isi hadis di atas tadi yang ke 4 dan ke 5 adalah Memanfaatkan masa muda sebelum masa tua dan Memanfaatkan kekayaan sebelum datang masa kemiskinan.
Namun karena terbatasnya waktu, maka point ke 4 dan ke 5 akan kita bahas di kesempatan lain. Yang jelas marilah kita pergunakan waktu kita dengan baik. Untuk mengetahui betapa mahalnya waktu per menit, lihatlah orang-orang yang sedang sakaratul maut, bahwa waktu 1 menit untuk orang yang akan meninggal sangat sangat berharga. Untuk tahu betapa mahalnya waktu per detik, lihatlah perlombaan perlombaan, baik kuda, motor, maupun lari, meski selisih 1 detik, yang kalah tetaplah kalah dan yang menang tetaplah menang. Dengan demikian kita lebih menginsyafi betapa waktu itu sangat sangat berharga.
Dan semoga kita bisa memanfaatkan waktu kita dengan sebaik-baiknya aamin aamiin ya rabbal ‘Alamiin.


0 komentar:

Posting Komentar