Translate

KI TOPO JOYO BINANGUN

HIDUPLAH DALAM GERAKAN KEBENARAN AGAR ENGKAU DIMASUKKAN DALAM GOLONGAN ORANG-ORANG YANG BENAR, MESKI SAAT INI KAMU BUKANLAH ORANG YANG BENAR.

Pantai Alexanderia Egypt

Demi masa, Manusia dalam kerugian kecuali mereka yang beriman dan beramal shaleh serta saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.

Masa Laloe

Anda tidak mungkin lagi merubah masa lalu, yang mungkin anda lakukan adalah meratapinya atau mensyukurinya untuk pijakan menatap masa depan.

Benteng Sholahuddin Al Ayyubi Alexanderia

Bersama KH. Fathullah Amin LC.

Al Azhar Conference Center (ACC)

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 28 Februari 2017

RPS MASA'ILUL FIQHIYAH

RPS MASA'ILUL FIQHIYAH BISA DI DOWNLOAD DI SINI

Senin, 27 Februari 2017

AKAL DAN WAHYU

Akal dan Wahyu
TEOLOGI Orang-orang bertanya tentang akal dan wahyu, manakah diantara keduanya yang lebih dulu? Dan mana yang lebih dominan jika wahyu dan akal saling bertentangan. Bukankah saat ini istilah humanisme begitu populer dikalangan orang-orang Barat (Eropa) dan diamini oleh sebagian orang Islam, dimana syariat diturunkan untuk manusia, maka ia harus mampu difahami manusia, dan mengandung kemaslahatan bagi manusia. Sehingga jika ada nash-nash syariat (wahyu) yang bertentangan dengan akal dengan kemaslahatan manusia, maka eksistensi wahyu tersebut harus dipinggirkan, atau minimal makna daripadanya dibuat sesuai dengan akal.
Permasalahan ini seharusnya didedah mulai dari persoalan hakikat akal dan manusia itu sendiri. Tuhan (Allah) mencipta beberapa mahkluk dengan segala fungsi dan kesempurnaanya. Dari sekian mahluk yang ada, benda hidup yang berjenis tanaman  memiliki kelebihan satu tingkat lebih tinggi dari pada benda mati semisal batu, hal ini karena tumbuh-tumbuhan masih mempunyai pergerakan, minimal pertumbuhan pada dirinya sendiri atau pengembang biakan.
Jenis lain yang diciptakannya satu tingkat lebih tinggi daripada tetumbuhan adalah  hewan. Keistimewaan yang ada pada jenis ini adalah adanya 2 (dua) hal yang melekat padanya yaitu insting dan naluri yang tidak dimiliki oleh tumbuh-tumbuhan. Insting dan nalurinya akan menuntunnya mencari makan sesuai dengan fitrahnya.  Herbivora secara otomatis akan memakan daun-daunan, begitu juga karnivora yang memburu daging. Insting dan naluri ini tidak terbatas pada makan dan minum semata, tetapi termasuk juga berkembang biak dan cara bertahan hidup lainnya. Uniknya, meski hanya di karuniai 2 (dua) perangkat, tetapi hewan lebih mampu bertahan hidup secara sempurna jika dibandingkan dengan mahluk lainnya. Semut misalnya, mereka mampu hidup berkelompok dan mempunyai tugas serta fungsi yang sangat rapi sehingga mampu membentuk koloni yang menakjubkan, padahal mereka tidak dikaruniai akal.

Satu tingkat di atas jenis hewan adalah manusia. Hal ini disebabkan karena dalam diri manusia tidak hanya tersimpan insting dan naluri, tetapi Tuhan mengaruniakan satu hal yang sangat berharga, yaitu akal. Tanpanya, manusia tidak akan mampu bertahan hidup sebagaimana bangsa hewan. Sebab  manusia adalah khalifah (penguasa) atas mahkluk-mahkluk yang tidak berakal, baik bangsa hewan, tetumbuhan ataupun benda-benda mati. Dengan akalnya ia bisa memilih makanan yang bermacam-macam saat ia lapar dan instingnya menyuruhnya makan. Dengan akalnya ia bisa memilih antara sendok, garbu ataupun sumpit untuk memasukkan makanan ke dalam mulutnya, sehingga akal adalah anugrah besar bagi manusia dalam menyelesaikan permasalahan hidupnya.
Tetapi apakah akal menjadi satu-satunya alat paripurna dalam penyelesaian permasalahan?

Jawabannya tentu saja tidak. Akal bukankah sesuatu yang super luar biasa, se jenius apapun manusia berfikir, maka batas fikirannya masih terbatas pada apa yang pernah ditangkap oleh panca inderanya. Penemu pesawat terbang terinspirasi dari hewan yang terbang, penemu kapal selam terinspirasi dari ikan, dan bahkan para seniman hanya mampu berimajinasi dalam batas-batas apa yang ditangkap panca inderanya, kemudian diolah sedemikian rupa lalu lahirnya sebuah karya seni.
Pembuktian atas terbatasnya akal justru bisa tidak terbatas. Diantaranya adalah mampukah akal manusia menggambarkan wujud akal itu sendiri? Manusia meyakini bahwa “akal” itu ada, tetapi ia sendiri tidak bisa memvisualisasikan perwujudan akal itu. Ia juga tidak mampu meraba hal-hal di luar apa yang tidak ditangkap oleh panca indra manusia.Kenyataan-kenyataan ini membuktikan bahwa akal adalah sesuatu yang lemah. Betapapun jeniusnya seseorang yang memilikinya.

Kaitannya dengan pertanyaan, mana yang lebih dominan jika keduanya bertentangan? Maka jawabannya adalah wahyu lebih dominan daripada akal. Bahwa meskipun akal yang mencari wahyu, namun setelah ia menemukannya, ia tidak boleh mengangkangi wahyu tersebut melainkan harus tunduk kepadanya. Hal ini dikarenakan wahyu bersumber dari otoritas Tuhan Yang Maha Kuasa, tidak terbatas oleh ruang dan waktu, mengetahui apa yang tidak diketahui oleh akal, mengerti apa yang tidak dimengerti oleh akal, memahami apa yang tidak difahami oleh akal. Sehingga, ketertundukan akal pada wahyu yang bersumber dari Yang Maha Kuasa adalah sebuah keharusan, bukan tawar menawar, dan inilah yang disebut dengan IMAN (kepercayaan). Bahwa ketertundukan akal kepada wahyu bukanlah mempersoalkan siapa yang menang dan kalah, tetapi permasalahan iman, adapun penentangan wahyu oleh akal akan menimbulkan kekafiran.
Allah A’lam.



Jumat, 24 Februari 2017

Takdir & Amal Manusia


TEOLOGI Takdir & amal manusia adalah salah satu permasalahan serius dalam keimanan islam dimana hal ini diperdebatkan selama kurun waktu yang lama. Munculnya beberapa kelompok pemikiran dalam ilmu kalam adalah salah satu bukti bahwa persoalan takdir tidak bisa dianggap angin lalu.
Jabariah contohnya, aliaran ini secara bahasa berasal dari kata jabara yang berarti memaksa. Selanjutnya, jabariyah memiliki arti suatu kelompok atau aliran (isme). Dalam bahasa inggris, jabariyah disebut fatalism atau predestination yaitu faham yang menyebutkan bahwa perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh qadha’ dan qadhar tuhan. Faham ini pertama kali diperkenalkan oleh Ja’d bin Dirham kemudian disebarkan oleh Jahm bin Shafwan dari Khurasan dan dilanjutkan oleh para penerusnya.

Jabbariah terkait hal ini berpendapat bahwa manusia tidak mampu untuk berbuat apa-apa. Ia tidak mempunyai daya, tidak mempunyai kehendak sendiri, dan tidak mempunyai pilihan. Baik dan buruk, celaka dan untung adalah hal yang dipaksakan oleh Tuhan (Allah). Pemahaman ini tidak sepenuhnya benar, sebab jika hal itu benar, maka sesungguhnya di dunia ini tidak perlu lagi ada Nabi dan Rasul, tidak perlu ada para pendakwah. Buat apa para pendakwah dan para utusan ada jika toh Tuhan memaksa umat manusia untuk menjadi kafir, pun begitu pula sebaliknya.

Terkecuali dari pada itu, faham ini akan melahirkan sifat pesimis. Orang yang sudah terjerumus dalam kubangan dosa tidak ada usaha keluar dari sana karena ia meyakini bahwa kondisinya demikian merupakan bentuk paksaan dari Tuhan. Orang miskin tidak akan berusaha kaya, orang bodoh tidak berusaha cerdas dan seterusnya.

Bertolak belakang dengan Jabbariah, munculah  Qadariyah. Istilah ini berasal dari bahasa arab, yaitu dari kata qadara yang artinya kemampuan dan kekuatan. Adapun menurut pengertian terminologi, Qadariyah adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh tuhan. Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya.

Ma’bad Al-Jauhani dan Ghailan Ad-Dimasyqy adalah tokoh penting Qodariah. Bahwa tingkah manusia menurut aliran ini dilakukan atas kehendaknya sendiri. Manusia mempunyai kewenangan untuk melakukan segala perbuatan atas kehendaknya sendiri, baik berbuat baik maupun berbuat jahat. Olah karena itu, ia berhak mendapat pahala atas perbaikan yang dilakukannya dan berhak pula memperoleh hukuman atas kejahatan yang diperbuatnya. Sebenarnya dokrin ini mempunyai tempat pijakan dalam ayat Al-quran, diantaranya:

Dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir".(Qs.Al-Kahfi:29)
“Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.(Qs.Ar-raad:11)

Barangsiapa yang mengerjakan dosa, Maka Sesungguhnya ia mengerjakannya untuk (kemudharatan) dirinya sendiri”.(Qs.An-Nisa’:111)

Meski pendapat Qadariah diambilkan dari ayat-ayat al Qur’an, tetapi sebenarnya apa disampaikan Qadariah terkait amal manusia dan takdirnya tidak bisa dikatakan sebagai sesuatu yang benar, hal ini berangkat dari pemahaman ayat yang tidak digabungkan dengan maksud ayat lainnya. Bahkan secara logika, jika benar manusia itu benar-benar mampu berbuat tanpa campur tangan Tuhan, bagaimana halnya dengan perbuatan manusia yang terjadi tanpa kesadarannya sendiri (nglindur), seperti orang yang bergerak padahal ia sedang tidur. Terkecuali dari pada itu, pemahaman ini bisa menjadikan orang yang berbuat shaleh terjerumus dalam kesombongan, sebab ia mengira amal baiknya semata-mata adalah usahanya sendiri, bahkan seolah-olah manusialah yang menciptakan takdirnya diri sendiri.

Pemahaman yang sangat tepat terkait Takdir dan kaitannya dengan amal manusia adalah apa yang disampaikan oleh Jumhur Ulama (Ahlu Sunnah Wa Al Jama’ah). Aliran yang berinduk pada pendapat Abu Hasan Al As’ary dan Al Maturidy ini menyatakan bahwa manusia tidak bisa sebebas sebagai mana faham Qadariah, tetapi juga tidak sebagaimana faham Jabbariah.

Manusia diberi kekuatan oleh Tuhan, dengan kekuatan itu ia kemudian berkehendak dan berbuat apa saja. Jika ia memilih untuk berbuat baik maka pahala (syurga) balasannya, dan begitupula sebaliknya. Kehendak manusia terkadang sesuai dengan kehendak Allah sehingga perbuatan yang dimaksud bisa diwujudkan. Apabila kehendak manusia tidak sesuai dengan kehendak Tuhannya, maka amal itu tidak akan pernah terwujud. Sehingga ketika Allah menyiksa orang jahat itu merupakan keadilan karena orang tersebut menggunakan kekuatan yang Tuhan berikan padanya untuk memilih keburukan, dan begitu pula sebaliknya.

Allah A’lam.

Kamis, 23 Februari 2017

Zakat Unik

ZAKAT UNIK
Brosur, pamflet dan selebaran lainnya terkait Zakat bermunculan, pertanda Ramadhan telah beranjak dan jarak lebaran semakin dekat. Berkaitan dengan zakat, Babah Poe memberikan pertanyaan unik kepada para Suhu dan Cantrik di sebuah padepokan.
“Para kisanak, mungkinkah beras 2.5 Kg dapat digunakan sebagai zakat dan sedekah oleh 5 orang...?”.
Lubis Nababan, cantrik dari Medan menjawab tegas,” Bah..!, macam mana pula ini Mualim, tak mungkinlah itu”.
“Lubis…ente dengerin dulu maksud guru kita, jangan jawab dulu,”Kata Otong dari Betawi.
Para cantrik lainnya hanya geleng-geleng heran. Guru satu ini tidak jarang memberikan pertanyaan yang tidak lazim. Kurang “ngopi” kemungkinan.
Suasana padepokan tiba-tiba berubah sedikit ramai ketika seorang Suhu radikal dari garis paling keras berkata lantang,”Kisanak!..jangan macam-macamlah, maksud kisanak apa, sudah jelas 2.5 kg hanya untuk 1 orang, kenapa pula kau tanya mungkinkah untuk 5 orang…makin hari aku lihat kau makin pandir dan bid’ah…”.
Akhirnya, setelah didesak oleh sebagian cantrik. Babah pun menjelaskan kemungkinan absahnya beras 2.5 kg digunakan untuk zakat dan sedekah oleh 5 orang.
“Begini para kisanak, maafkan hamba yang telah lancang. Tapi ini memang perlu kita bahas. Jika ada 5 orang, misalnya rombongan para pendaki kelaparan yang tersesat di gunung pada akhir bulan Romadhon. Mereka semua orang kaya, tetapi persediaan uang dan makan telah habis kecuali 2.5 kg beras milik salah seorang peserta. Apa mau dikata, mencari beras jelas tidak mungkin, menggesek ATM juga mustahil, sementara Lebaran hampir tiba?.. maka tidak ada cara lain kecuali si pemilik beras memberikannya kepada seorang diantara mereka sebagai zakat, lalu si penerima tadi, ganti memberikannya kepada yang lain sebagai zakat, dan begitu seterusnya sampai orang terakhir yang menerima, menzakatkan berasnya kepada pemilik awal. Kemudian pemilik awal tadi menanaknya sebagai nasi dan dimakan bersama sebagai sedekah..sehingga, 5 orang bisa berzakat sekaligus terhindar dari kelaparan..Allah A’lam..”.

Tabu

TABU
Seorang kawan mengeluhkan balas jasa yang tidak pas dari tempatnya bekerja. Pemilik lembaga dimana ia berkerja memberikan banyak kebijakan yang tidak rasional antara dan hak dan kewajiban.
Usut punya usut, ternyata mereka tidak meng-clear-kan hal tersebut di awal. Alasannya sangat klasik “ongkos kerja masih tabu untuk dibicarakan”. Padahal tidak semua yang dianggap tabu terlarang untuk dibuka. Banyak hal-hal tabu yang terkadang justru menyimpan kebenaran. Jangan sampai “ketabuan” digunakan salah satu fihak untuk menutupi kebenaran dan mengakali fihak lainnya.
Terkecuali dari pada itu, kebijakan-kebijakan yang enggak bijak, maka tidak layak untuk dikeluarkan, apalagi dipatuhi.
Allah A’lam.

Rabu, 22 Februari 2017

Mukidi Vs Mukio

Mukidi vs Mukio
Perseteruan sengit akibat salah faham antara Mukio si pemilik gombal amoh dengan saudara kembarnya Mr.Mukidi terhenti setelah Mukio meminta saran kepada seorang Pertapa.
Ia disarankan untuk bertemu empat mata dengan Mukidi dan berkata "Seandainya aku adalah kamu dan kamu adalah aku, maka apa yang harus aku lakukan padamu dan kamu lakukan padaku agar kita tidak pernah berseteru, padahal kamu dan aku tahu bahwa aku adalah aku dan bukan kamu, kamu adalah kamu dan bukan aku.Kamu tidak pernah menjadi aku dan aku pun tidak pernah menjadi kamu".

Persahabatan


....Menjelang malam, seseorang memberikan nasehat berharga kepada sahabat yang akan meninggalkannya setelah lama dalam suka dan duka di tempat itu, ia berkata: "Carilah teman sebanyak mungkin, tapi jangan lupakan sahabat lama".
Iya benar, persahabatan yang hakiki tidak akan lekang oleh waktu dan terhapus oleh masa. Kenangan-kenangan yang pernah ada tidak akan hilang seiring bertambahnya usia, ia hanya tertutup oleh aktifitas-aktifitas yang baru.
Suatu saat, mereka akan saling mengingat dan bahkan mendoakan manakala masing-masing men-jeda sejenak beragam aktifitas yang ada. Dan sebaik baik persahabatan adalah yang dibangun atas dasar kebaikan.Sungguh indah sabda Rasulullah tentang 2 (dua) orang yang berkumpul dan berpisah karena Allah.
Allah A'lam

...Salam Kangen pada semua sahabat yang sudah lama tak bersua
: Sahabat Mts Miftahul Ulum 
Sahabat MA Darul Istiqomah
Sahabat LIPIA Jakarta
Sahabat Al Hayah Hayatuna
Sahabat An Nawa Center
Sahabat Al Azhar Cairo
Sahabat UIN Sunan Ampel
Sahabat Ma'had Muhmmadiyah AL Munawwarah dan anak-anakku yang istimewa

Kenangan Kota Malang


...Pemuda sederhana itu tau betapa ketika semuanya menjelma menjadi "kenangan" maka itu akan menjadi seperti tempat yang jauh...jauh sekali, yang tak bisa terjamah oleh langkah kaki maupun sentuhan tangan, satu-satunya yang bisa menjamah dan menyentuhnya adalah perasaan. Kelembutan perasaan akan mampu mengumpulkan kenangan-kenangan yang berserakan menjadi cerita lagi.
"Selamat tinggal Malang dan segala kisah tentangmu, aku akan merindukanmu sebelum kamu terlihat semakin mengecil di pelopak mata ini, bahkan sebelum kaki ini melangkah meninggalkanmu", Katanya. Ah,..rindu di usia segitu terlalu melakonlis..tetapi?bukankah Rasulullah pun menoleh penuh kerinduan ketika Beliau meninggalkan kota kesayangannya, Makkah al Mukarramah. Allah A'lam.


Renungan


"...Apapun yang mendorong manusia untuk menjadi lebih dekat dengan Rabbnya sejatinya adalah karunia, bahkan jika itu berupa kesedihan.
Kesedihan yang timbul dari kegagalan cita-cita, konflik antar manusia bahkan pasangan sekalipun merupakan bentuk karunia manakala hal tersebut justru menyebabkan dirinya mengenal dan dekat dengan Penciptanya.
Hakikat dari itu semua merupakan instrumen yang diciptakan Allah sebagai wasilah agar si hamba mengenal bahkan mendekatiNya. Apa yang saya maksud dengan "instrumen" adalah seperti bola golf dengan stiknya.
Pukulan keras stik golf secara kasat mata menyakitkan bola, tetapi apalah arti dari rasa sakit, jika itu adalah satu-satunya jalan "bola golf" mampu melenting keras menuju peraduannya.
Allah A'lam.., kurang lebih demikian apa yang mampu dipetik sebagai pelajaran dari banyak hal kehiduan ini. Jika demikian, manusia hendaknya tidak saja belajar bersabar, tetapi sesekali harus bersykur atas kegagalan cita-cita, atau bahkan berterima kasih kepada orang-orang yang telah meretakkan kebahagiaan hidupnya, karena sejatinya mereka hanyalah instrumen yang Allah ciptakan untuk meromantiskan diriNya dengan sang Hamba.

IKHLAS

IKHLAS
Ketika seseorang memaknai kehidupan dengan perjuangan untuk mendapatkan sesuatu, maka ia akan dihadapkan pada 2 (dua) situasi sekaligus dalam hidupnya. Yaitu kegembiraan manakala sesuatu tersebut mampu didapatkan, baik harta, jabatan maupun pasangan. Sebaliknya ia akan dirundung duka manakala sesuatu itu lepas dari jangkauannya.
Persoalan “mendapatkan/ tidak’’, sebenarnya di luar kuasa manusia, karena kedua hal tersebut adalah hak prerogratif Sang Pencipta (Allah). Dia Yang Maha Memberi dan sekaligus berkuasa untuk tidak memberi sesuatupun. Adapun manusia hanya mampu “berusaha/berjuang’’ untuk mendapatkan keinginannya.
Ulama Ahlu Sunnah menamai “usaha dan perjuangan” manusia ini dengan sebutan ‘’kasab’’. Kaitannya dengan hal tersebut, jika ia ingin terhindar dari kekecewaan akibat tidak “mendapatkan’’ sesuatu, maka cara ampuh untuk menyikapinya adalah menjadi manusia ikhlas.
Orang ikhlas adalah orang yang merdeka karena tidak bisa dijajah oleh rasa kecewa, benci, hasud dan iri. Hal ini terjadi karena sesungguhnya Ihlas adalah penerimaan yang baik atas kenyataan yang terjadi. Artinya, menerima apa yang telah dikehendakkan atas hidupnya dengan legawa dan tetap prasangka baik atas hal tersebut meski terkadang tidak sejalan dengan keinginan.
Sayyid Qutub dan Buya Hamka adalah contoh apik diantara manusia yang mampu menjalani takdir hidupnya dengan ikhlas, bahkan saat penguasa zalim memasukkannya dalam hotel prodeo. Penjara ternyata tidak mampu mengkungkung rasa kemerdekaan Qutub dan Hamka untuk menjalani takdirnya dengan baik. Justru magnum opusnya, Tafsir al Azhar dan fi Dzilalil Qur’an dirampungkan saat mereka berdua dalam pengapnya jeruji besi.
Betapa tinggi dan mulia mereka yang mampu mengihlaskan seluruh ketetapan hidupnya, sehingga iblis dan anak cucunyapun tidak mampu memperdaya orang-orang yang diberi gelar kehormatan “al muhlasin”.
Adapun kita, ah..jika desahan nafas kecewa masih sering mengiringi perjalanan hidup ini, maka kita perlu belajar banyak tentang keihlasan. Bahkan pada seekor anjing yang tetap bertasbih, meski Tuhan telah menciptanya sebagai hewan yang namanya menjadi sumpah serapah sebagian manusia.
Allah A’lam.

ahmad syukri

Kaum Ibu dan emak yang tidak sempat membaca legenda orang-orang tertentu,minimal tidak rugi untuk mengenali sosok satu ini sebagai bekal penghantar tidur anak-anaknya.
Namanya Usman, tidak ada bin Affan-nya, sehingga jelas bukan sahabat Rasulullah, juga bukan Bapak Usman, ketua RT di sebuah daerah tertentu, melainkan sohib ketika kuliyah S1 dulu.
Ia adalah salah satu diantara ratusan orang baik yang saya kenal. Murah senyum, mudah bergaul dan pintar. Meski status pekerjaannya belum jelas, tetapi sangat dermawan. Konon pernah hampir 10 hari kelaparan, uangnya habis gara-gara mentraktir satu orang saja. Tidak di-publish persisnya siapa orang yang minta traktirnya begitu radikal.
Usman disukai khalayak ramai, baik para teman, guru, saudara, maupun tetangga sebelah. Mungkin jika ada satu atau dua orang yang membencinya, barangkali mereka adalah para ahwat yang hatinya pernah terluka karena janjinya. :(
Kebaikan Usman dikenal luas, jika pun pernah “ngerjain” temennya, saya masih berfikir ia masih termasuk golongan “sejahat-jahatnya orang yang baik”, tidak seperti sebagian politikus hitam yang rata-rata yang kebaikannya tidak mengeluarkannya dari stempel “sebaik-baiknya orang yang licik”.
Usman sebenarnya bukan nama asli, melainkan singkatan dari “Ustadz Mantu”. Syahdan, julukan pemuda yang umurnya sudah hampir kepala tiga itu berawal dari aktifitasnya mengajari ibu-ibu lanjut usia tentang al Qur’an.
Aura kesalehan, kesabaran dan ketlatenannya menarik simpati seorang ibu yang tidak lain adalah jama’ahnya mengaji. Meski tanda-tanda kebotakan di kepalanya terlihat jelas, tetapi tidak mengurangi standar lumayan untuk diangkat sebagai Mantu, pintar dan ganteng..kurang lebih begitu.
Sayangnya, niat mulia ibu tersebut untuk mengambilnya sebagai mantu masih menggantung, pasalnya si Usman belum juga memberikan jawaban pasti. Mungkin ia akan memberikan jawaban setelah 10 tahun lagi, alamakkkkk, jika benar terjadi demikian, maka kisah Bujang Lapuk dari negeri Malaysia bakal digeser oleh kisah hidupnya Usman.
Ia juga suka bercerita menarik, tetapi diantara yang paling menarik adalah salah satu nasehatnya, yaitu “Jadilah orang baik, jika belum mampu….berusahalah untuk menjadi baik..”.

Kejujuran

Dr. Basuki memancing sebuah inspirasi terkait filosofi kent*tnya pagi ini, beliau berujar bahwa diantara ciri-ciri orang yang jujur adalah orang yang mengakui kent*tnya sendiri, tidak justru berkoar-koar menuduh orang lain yang kent*t.
Pasalnya kejujuran adalah sifat terpuji yang sudah menjadi ijma’ segenap manusia. Terkecuali dari pada itu, sikap jujur memberikan banyak kemanfaatan dalam interaksi antar manusia pada umumnya.
Sebuah ilustrasi sederhana terkait hal ini menarik untuk direnungkan:
“Seorang laki-laki yangmenangkap sinyal “klik” dari wanita idamannya, hendaknya ia segera menyambut sinyal tersebut dengan kejujuran. Apakah dirinya juga menyukainya dan benar-benar ingin mempersuntingnya atau hanya sekedar suka belaka. Tanpa kejujuran, laik-laki tersebut pada hakikatnya sedang “menggantung perasaan wanita”, padahal di Indonesia ini hanya ada 3 hal yang sangat patut digantung, yaitu para pemimpin yang suka bohong,pakaian bekas dan jam dinding.
Allah A’lam.

Kebijaksanaan

Konon, tertawa riang baik untuk perawatan wajah, namun..tidak tepat jika di depan orang yang lagi galau.
Azan adalah amalan baik, tapi tidak pas manakala di samping telinga temannya, apalagi sambil bersuara lantang dan suaranya jelek.
Gulai dan sate kambing adalah makanan baik untuk peningkatan gizi, namun bagi penderita darah tinggi, cerita akan berubah lain
Menunjukkan kenikmatan itu baik, tapi tidak beretika di depan orang yang kena musibah
Al hasil, ternyata kebaikan memiliki tempat-tempat yang dikhususkan baginya, dan orang yang bijaksana adalah mereka yang mampu memilah dan memilih dalam meletakkan sebuah kebaikan di tempat-tempat yang semestinya.
Allah A’lam

Menjengkelkan

Warisan Kita
Sebagian budaya di Indonesia ini benar-benar "menggelitik", kalau tidak ingin dibilang "maaalehi".
Beberapa contoh kecil setidaknya menguatkan statemen ini. Coba lari ke lembaga pendidikan, setingkat kampus misalnya, semakin tinggi gelar akademik seseorang, maka bahasa yang digunakan pun sering semakin "rumit". Kesannya kurang "afdol" kalau komunikasi dengan bahasa "biasa-biasa" saja. Padahal, dilihat dari sisi ilmu balaghoh, bahasa yang baik adalah justru yang mudah difahami.
Lihat pula banyaknya beban administrasi guru untuk memenuhi pencairan Tunjangan, al hasil tugas utama mengajar justru sering terbengkalai dan kelas pun kosong.
Kemudian mari mengintip proses nikah, KTP dan KK tidak lagi sakti sebagai bukti bahwa kamu benar-benar masih "Jomblo". Butuh satu surat keterangan "bujangan" dari desa asal sebelum panjenengan dengan PeDenya pergi ke KUA.
Ah...betul kata mereka, prinsip “kalau bisa mudah kenapa harus rumit”, benar-benar dibalik di negeri ini, “kalau bisa dibikin rumit, kenapa harus dipermudah”. Tentu..kita tidak ingin anak cucu kita mewarisi "kejengkelan" seperti ini.
Allah A'lam


Shifu Phoe

Shifu Phoe
Kabut dingin masih menyelimuti lereng Gunung Fuji ketika 2 (dua) anak muda dengan tergopoh-gopoh menemui Shifu Phoe, Guru muda di Pesanggrahan Watu Dhakon.
“Shifu, saya akan menikahi gadis pendaki, bagaimana menurut anda?”, Tanya Ki Jhoko Sue Phol
“Oh bagus, bagus sekali, tidak apa-apa, lanjutkan jika sudah mantap” Jawab Shifu Phoe
“Alasannya?”
“Selain cermat, umumnya para pendaki adalah manusia-manusia tangguh. Langkah mereka tidak lepuh oleh terjalnya bebatuan , nafas dan kulitnya tidak takluk oleh ekstrimnya cuaca gunung, dan biasanya....,mereka adalah orang-orang yang berani, optimis dan menyukai tantangan”.
“Tapi Shifu?, bagaimana jika kegemarannya mendaki terus berlanjut setelah menikah?”.
“Anak Muda?tenanglah..ia akan mulai berubah setelah kau ajak mendaki “kursi pelaminan”, karena kesulitan, tantangan, dan suka duka rumah tangga tidak kalah –maut-nya dengan pendakian di Jaya Wijaya...Kuatkan tekat, tata hati dan niat, serta Selamat Melamar”.
...
...
“Kamu anak muda, apa kehendakmu datang kemari?”,
“Shifu, saya benar-benar ingin “nyantet” tiga gadis tetangga desa menjadi Boneka Barbie, tolong ajari aku nyantet”
“Lho kenapa?”
“Mereka semua menolak lamaranku, aku ditolak gadis pertama gara-gara dikira tidak serius, gadis ke dua berujar bahwa saya sebenarnya sudah kelihatan rapi, tapi dia bilang wajah ndeso saya masih kelihatan kental, dan yang terakhir menolakku karena orang tuanya tidak setuju”.
Shifu terdiam sejenak mengamati pemuda itu, kemudian sambil mengangkat nafas berat, ia menjawab pelan.
“Anak Muda? Apakah dengan mengatakan kebenaran dan kejujuran padamu, tiga orang gadis tadi harus menjadi musuhmu?..jangan seperti TAIKERs radikal di Batavia yang menjadikan setiap pengungkap kebenaran tentang kebusukan tuannya sebagai musuh”.

BENAR & KEBENARAN

Dialektika Berfikir
‘’Jadilah manusia pintar sebisa mungkin, karena kebodohan adalah alasan mudah bagi orang-orang culas untuk mepencundangimu, tetapi INGAT..! kepintaran akan membawa petaka kecuali berjalan lurus dengan kebenaran”.
Kalimat di atas tentu saja bukan teks suci yang kebenarannya absolut, itu hanya hasil renungan atas apa yang terjadi saat ini. Bahwa Kekacauan sosial, politik dan budaya tidak ditimbulkan oleh sekumpulan orang bodoh, melainkan adanya tangan-tangan pintar yang memanfaatkan kebodohan orang lain di luar kebenaran.
Tetapi apakah kebenaran itu sendiri?
Jika diturut dari akar bahasanya, maka kebenaran adalah klaim atas sesuatu yang bisa dibuktikan kebenarannya/ hal tersebut layak disebut benar. Dengan demikian, kebenaran bisa ditarik-tarik dalam banyak aspek, semisal kebenaran informasi, kebenaran agama, kitab suci, pendapat dan lain sebagainya.
Adapun teori untuk membuktikan hal tersebut diantaranya adalah Teori korespondensi dimana suatu pernyataan dikatakan benar jika bersesuaian dengan fakta. Jadi, opini/ pendapat dan berita-berita penyanjungan keberhasilan terhadap seorang pemimpin misalnya, dikatakan tidak benar dan bukan kebenaran ketika tidak sesuai dengan fakta. Meskipun hal ini sudah ada sejak zaman Nazi, Hitler dan Stalin.
Teori lainnya adalah Koherensi. Suatu pernyataan dapat dikatakan benar apabila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang di anggap benar". Al Qur’an contohnya, dikatakan sebagai kitab suci yang benar karena pernyataan-pernyataan dalam Al Qur’an tidak bertumpang tindih, bahwa penyebutan Allah adalah Tuhan Yang Esa tidak pernah berubah baik di awal, di tengah maupun di akhir kitab.
Lebih lanjut, sebagian manusia men-generalisir kebenaran, termasuk kaitannya dengan agama, bahwa “Tidak ada kebenaran absolut, yang ada adalah kebenaran relatif”. Maksudnya adalah bahwa benar menurut seseorang belum tentu benar menurut orang lain.
Hal ini tentu tidak bisa serta merta diterima, karena logika mengatakan bahwa jika ada kebenaran, maka disaat yang sama harus ada kesalahan. Artinya jika benar itu ada, maka salah juga harus ada.
Adapun kaitannya dengan pemahaman terhadap agama (Madzhab) dan gerakan keagamaan, maka relativisme (kemungkinan) bisa diterima. Tetapi relativisme sebuah pemahaman dan gerakan keagamaan tidak abadi, ia bisa berubah menjadi absolute manakala didedah melalui cara yang sudah “ma’lum” kebenarannya. Hal inilah yang menyebabkan pendapat Syiah terkait kebolehan Nikah Mut’ah tidak benar meskipun Kaum Syiah menganggapnya benar. Tersingkirnya banyak pendapat Madzhab Dawud Ad Dhahiri dalam percaturan Madzhab Fiqh, Ditolaknya penafsiran-penafsiran kaum liberal terhadap nash-nash, maupun pengingkaran umat terhadap gaya dakwah Firqah Khawarij membuktikan bahwa relativisme kebenaran tidak abadi, ia akan berubah menjadi absolute manakala kebenaran itu dicari melalui metode yang benar pula.
Jadi, benar tetaplah benar meskipun seribu orang mengatakannya salah, dan salah adalah salah meskipun sejuta orang membenarkannya

Hasyem

Cerita Siang
Laki-laki berpeci putih mendekat selepas duhur dan berbasa-basi dalam obrolan ngalor-ngidul yang ramah. Tiba-tiba Ia menyinggung masalah pekerjaan dan menceritakan usaha barunya, Biro Haji & Umroh dengan segala prestasinya. Saya mulai “enggak enak” melihat gelagat ceritanya, terlebih usaha tersebut mirip-mirip dengan sistem MLM. Baru 2 menit, Level rasa nggak enak saya naik menjadi “mangkel”. Pasalnya, ia mencemooh secara halus bermacam profesi karena kecilnya gaji, baik guru, karyawan, dan bentuk kerja lainnya.
Entah karena wajah saya yang kelihatan lugu dan ndeso, atau dia emang terlalu PeDe, maka cerita sukses bisnisnya terus disambung dengan semangat, tentu goalnya adalah saya kepencut dan ikut bergabung.
Dia mungkin mengira umpannya berhasil ketika saya diam sejenak untuk berfikir keras atas cerita-cerita “gamblus”nya. Padahal, saya sedang berfikir bagaimana cara “misuhi” orang tersebut dengan hormat dan elegan.
Iming-iming gaji besar dan penghasilan fantastis dengan kerja tidak realistis sering digunakan untuk “mlekotho” orang lain. Padahal seyogyanya, ini adalah moment yang tepat untuk saling berbagi dan tolong menolong dalam kebaikan. Allah A’lam.

Selasa, 21 Februari 2017

Selfie dan Kebahagiaan


Dunia selfie benar-benar menjadi virus akut di masyarakat Brow, bayangkan hampir setiap area wisata dan tempat tertentu lainnya dipenuhi orang-orang senyum, ketawa-ketiwi dan bahkan rela me manyun-manyunkan bibirnya sambil megang smart phone. Cekrekkk!! Cekrekkk tanda sebuah action harus diubah atau selesai sama sekali.
Ritual menggelikan sebenarnya, sebab tidak hanya dominasi bocah-bocah enom, tapi kaum emak-emak, kaum bapak dan ah..anak-anak bau kencurpun tak mau kalah. "Selfie" konon singkatan dari "Self Potrait" yaitu foto hasil memotret sendiri dengan menggunakan webcam, pocket camera atau smartphone lalu hasilnya di upload ke social media. Dan denger-denger juga sebenarnya "ritual"ini bukan hal baru. Robert Cornelius pada tahun 1839 memotret dirinya sendiri dan fotonya diakui sebagai "selfie" pertama di dunia. Foto tersebut kini dipajang di Library of Congress, Washington. Entah berita ini benar atau enggak, tapi yang jelas tidak akan berpengaruh pada aktifitas pegiat selfi.

Beberapa alasan yang menyebabkan Foto narsis ini sangat booming di masyarakat adalah banyaknya gadget keluaran baru dengan berbagai fasilitas foto. Jika dulu untuk merubah tampang muka penuh jerawat butuh operasi dan perawatan, maka saat ini bisa sekejap lewat editan selfie, dan tett tetttt tettt hasilnya luar biasa saudarah saudarahhhh
Kulit hitam bisa menjadi seputih salju, mata burek jadi berbinar-binar, postur gemuk jadi langsing, pendek jadi tinggi..pokoknya? kamu harus menambah beberapa hal yang kamu larang dalam hidupmu, yaitu “Jangan pernah jatuh cinta pada pandangan photo pertama”.

Terkecuali daripada itu Boss, "selfie" menurut para pakar rasan-rasan adalah tanda orang yang kurang percaya diri tapi ingin narsis. Rela bergaya habis-habisan hanya ingin diakui orang lain. Auh..enggak enak kan, betapa hidup ini digunakan untuk mencari simpatik orang lain. Bukankah kebahagiaan tidak sesempit itu, toh ada banyak cara bahagia tanpa harus demikian. Meski demikian, tidak jarang para selfier radikal akan berargumen “Apapun pendapat orang, yang penting happy”.




Senin, 20 Februari 2017

RENUNGAN TAHUN BARU

TAHUN BARU
Kaum muslimin sidang jum'at yang berbahagia.

Banyak sekali bahkan tidak terhitung nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepada kita sekalian, di antaranya adalah nikmat iman. Nikmat Allah yang satu ini adalah nikmat yang paling besar dan paling mulia dibanding dengan nikmat-nikmat Allah yang lain yang telah dikaruniakan kepada kita. Oleh karena itu marilah kita syukuri nikmat iman ini dengan meningkatkan takwa kita kepada Allah SWT dengan takwa yang sebaik-baiknya. Kita tunaikan segala perintah-Nya dan kita jauhi segala larangan-Nya. Mudah-mudahan kita memperoleh kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat kelak.

Kaum muslimin sidang jum'at yang berbahagia.

Kini kita semua berada di penghujung tahun 2014. Beberapa hari lagi kita akan segera memasuki tahun baru 2015, Ini menunjukkan bahwa usia kita akan bertambah satu tahun lagi. Akan tetapi bertambahnya usia, hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, menunjukkan pula bahwa jatah hidup kita makin berkurang hingga ajal kita datang.

Kaum muslimin rahimakumullah.

Manakala ajal kita sudah datang, berapa pun usia kita, kendatipun masih muda, maka tidak bisa ditawar-tawar lagi, kematian pasti terjadi sesuai dengan ajal /batas waktu yang telah ditentukan Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam Al Quran Surah Al A'rof 34

فاذا جاء اجلهم لا يستأخرون ساعة ولا يستقدمون .

Arinya: "Maka apabila ajal mereka telah datang, mereka tidak dapat mengundurkan dan memajukan sesaat pun."
Oleh karena itu kita sebagai orang-orang beriman kepada Allah dan hari akhir, di saat-saat pergantian tahun, baik tahun masehi maupun tahun hijriyah, seyogyanya kita berintrospeksi/ berfikir-fikir. Apakah tahun-tahun yang telah kita lalui itu banyak diisi dengan amal-amal saleh atau tidak. Jika banyak diisi dengan amal-amal saleh, maka kita termasuk orang-orang yang beruntung, sebaliknya jika banyak diisi dengan amal-amal negatif dan maksiat, ataupun dilewatkan begitu saja karena malas, maka kita termasuk orang-orang yang merugi dan orang-orang yang menjadi korban waktu. Dengan demikian kita hendaknya prihatin dan bersedih hati.

Kaum muslimin sidang jum'at rahimakumullah.

Oleh karena kita di pergantian tahun ini diberi kesempatan oleh Alloh, maka marilah kita hadapi dan kita sambut tahun berikutnya dengan peningkatan-peningkatan, baik bekerja untuk menafkahi keluarga, juga amal saleh dan memperbanyak bertaubat.

Meningkatkan amal sholeh maksudnya adalah perbuatan-perbuatan baik yang telah kita kerjakan pada tahun yang lalu mari kita pertahankan, kemudian kita tingkatkan. Kalau dulu sholatnya sudah mulai rutin, maka tahun ini dirutinkan, di ajegkan. Kalau dulu masih jarang ngaji al Qur’an/ cuman malam jum’at, maka tahun ini harus ditambah meskipun satu ayat dua ayat. Begitu juga amal-amal kebaekan yang lain, seperti berzikir, bersedekah, membantu tetangga, bersilaturahmi dan lain sebagainya.
Adapun kaitannya dengan bertaubat adalah sebagaimana perintah Alloh SWT dalam Al Quran yang memerintahkan kita untuk bertaubat, di antaranya QS Al Tahrim: 8

يا ايّها الّذين امنوا توبوا اِلى الله تَوْبَة نَصُوْحًا.

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman bertaubatlah kepada Allah dengan benar-benar bertaubat."

وتوبوا الى الله جميعا ايها المؤمنون لعلكم تفلحون.

Artinya: "Bertaubatlah kepada Allah hai orang-orang beriman supaya kalian beruntung." QS. Al Nur: 31

Kaum muslimin jama'ah jum'at rahimakumullah
Kita ini adalah orang biasa, yang tentu banyak dosa, dosa karena ini dan itu, melalaikan perintah Alloh, melanggar larangan-larangan Alloh. Juga banyak berdosa karena berbuat yang tidak baek kepada orang lain, baik orang lain itu menyadari perbuatan kita maupun tidak. Namun demikian Sebesar apapun dosa kita dan sebanyak apapun maksiat yang telah kita lakukan, asalkan kita bertaubat dengan taubat yang bersungguh-sungguh dan taubat yang penuh penyesalan, serta banyak mohon ampun kepada Allah SWT, Insya Allah, Allah SWT akan menerima taubat kita dan mengampuni segala dosa dan kesalahan kita, karena Allah Maha Penerima Taubat dan Maha Pengampun. Ada satu keterangan bahwa Allah Maha menerima taubat seseorang selagi belum meninggal dunia, walaupun taubat dan penyesalannya dilakukan pada saat menjelang kematiannya, sebagaimana telah diriwayatkan oleh sahabat Umar bin Khottob, ia berkata: Saya menengok bersama Rasulullah saw. salah seorang sahabat Anshar, saat itu ia sedang sakratulmaut, lalu Rasulullah saw. bersabda kepadanya: Bertaubatlah kepada allah. Akan tetapi lisannya sudah tidak bisa mengucapkan apa-apa, namun kedua matanya diarahkannya ke langit, lalu Rasulullah saw. tersenyum. Pada saat itu saya {Umar}berkata; Ya Rasulullah apa yang membuat tuan tersenyum? Rasulullah saw. bersabda: Bahwasanya orang sakit ini tidak bisa bertaubat dengan lisannya. Ia hanya bisa mengarahkan pandangannya ke langit, di mana hatinya penuh dengan penyesalan. Saat itu Allah SWT berfirman: Hai Malaikat-Ku, sesungguhnya hambaku ini tak bisa bertaubat dengan lisannya, ia hanya bisa bertaubat dan menyesal dalam hatinya, maka tidaklah Kusia-siakan taubat dan penyesalannya. Saksikanlah sesungguhnya Aku telah mengampuninya.

Kaum muslimin sidang jama'ah jum'at rahimakumullah
.
Kaitannya taubat dengan tahun baru adalah sebagai berikut ini, bahwa dengan pergantian tahun ini  kita bertaubat maksudnya itu bukan hanya istigfar ataupun sholat, tetapi mempunyai arti lebih luas dari pada itu, yaitu kembali kepada ketaatan kepada Alloh, nah? Jadi kalau tahun kemaren kita berjudi seminggu dua kali, maka tahun ini harus dihentikan, atau kalau masih belum mampu juga harus dikurangi menjadi 1 kali. Kalau tahun lalu kita setiap hari menggunjing orang lain, pagi siang sore dan malam, maka tahun ini kita niat stop stop dan stop berhenti menggunjing, ngrasani orang lain. Kalau belum bisa, ya dikurangi. Semua keburukan, dosa, maksiat harus kita hentikan dengan semangat tahun baru ini, kalau belum bisa sekaligus berarti harus bertahap, sedikit-sedikit, rutin dan kemudian sama sekali kita tinggalkan.

Kaum Muslimin yang saya hormati

Nah inilah makna taubat yang saya maksudkan untuk disampaikan pada Khutbah ini. Demikian pula semangat mengisi tahun baru. Yaitu dengan dua hal, semangat menjaga amal sholeh dan meningkatkannya dan menjahui amal buruk/ mentaubatinya. Dan ini pulalah inti awal dari setiap khutbah yang disampaikan oleh semua khatib di seluruh penjuru dunia, yakni meningkatkan iman dan taqwa.

Jama’ah Jum’at yang saya hormati


Di penghujung khutbah ini, saya berharap, selain urusan dunia, kita juga bisa meningkatkan iman dan taqwa kita sebagaimana diterangkan di atas tadi, sehingga kita termasuk orang-orang yang beruntung aamiin aamiin ya rabbal ‘Alamin.

MEMANFAATKAN WAKTU

Diantara benda yang berharga yang kita ketahui adalah timah, emas, perak, maupun mutiara, tetapi meskipun mahal benda-benda tersebut masih ada yang mampu membeli. Masih ada yang mampu membeli emas, perak, mutiara, timah dan laen-laen sebagainya. Ini artinya bahwa barang tersebut masih bisa dijangkau oleh manusia dan masih bisa patok harganya.

Nah pada kesempatan jum’ah ini, kita akan membicarakan sebuah hal diantara beberapa hal yang sangat mahal harganya, tidak ada satupun manusia mampu membelinya, baik para jutawan maupun maupun raja-raja. Tetapi meskipun demikian hal tersebut amat remeh menurut kita?

Sidang Jum’ah

Hal tersebut tidak lain adalah waktu. Iya benar wakut. Mau tidak mau kita sering meremehkan waktu, padahal kita tahu bahwa tidak ada satupun diantara kita bahkan raja-raja sekalipun yang bisa membeli waktu. Cobalah cari ke segala penjuru dunia, 1 saja manusia yang bisa membeli waktu, 1 orang saja yang bisa membeli waktu walau 1 menit. Tidak ada, tidak ada dan tidak akan pernah ada manusia yang bisa membeli waktu, baik mengajukan waktunya maupun mengambil waktunya yang telah berlalu. Ketika waktu berlalu, maka hilang sudah waktu tersebut meskipun 1 detik, dan sungguh kita tidak bisa mengulanginya bahkan dengan menukar dengan segenggam mutiara.

Jama’ah Jum’ah

Maka wajar jika kaitannya dengan waktu tersebut, Rasulullah memerintahkan kita untuk mempergunakan waktu dengan sebaik mungkin.
Dari Ibnu ‘Abbas radliyallaahu ‘anhuma, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bahwasanya beliau berkata kepada seorang laki-laki untuk menasihatinya :

إِغْتَنِمْ خَمْساً قًبْلَ خَمْسٍ : حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ وَشَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ
”Manfaatkanlah lima (keadaan) sebelum (datangnya) lima (keadaan yang lain) : Hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, waktu luangmu sebelum waktu sempitmu, masa mudamu sebelum masa tuamu, dan kayamu sebelum miskinmu” [HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi].

Sidang Jum’ah

Hadits ini merupakan nasihat yang lengkap dan sangat berharga dari Rasulullah Saw, yang pada intinya adalah sebagai berikut ini:
1. Memanfaatkan hidup sebelum datang kematian
Rasulullah SAW memberi nasihat kepada seseorang supaya memanfaatkan hari-hari selama hidupnya sebelum matinya. Hidup merupakan nikmat yang besar. Hari-hari dalam kehidupan merupakan kenikmatan. Karenanya setiap kali bangun dari tidurnya, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam mengucapkan :
اَلْحَمْـدُ لِلّهِ الّذِيْ اَحْـيَانَا بَعْـدَ مَا أَمَاتَـنَا وَإِلَيْهِ النُّـشُوْر
”Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami setelah mematikan kami dan hanya kepada-Nya tempat kembali” [HR. Bukhari].
Nah di dalam menggunakan waktu hidup itu, marilah kita mengisinya dengan perbuatan-perbuatan yang baik dari pada perbuatan yang tidak bermanfaat apalagi perbuatan yang buruk karena kematian itu datangnya tidak ada yang tahu kecuali ALLOH, tiba-tiba, terlebih karena Rasulullah bersabda :
خَيْرُكُمْ مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ
”Sebaik-baik kalian adalah orang yang panjang usianya dan bagus amalnya” [HR. At-Tirmidzi].

Sidang Jum’ah

2. Memanfaatkan Kesehatan sebelum datang sakit.
Kesehatan adalah mahkotanya orang sehat. Kesehatan tidak terlihat nilainya kecuali oleh orang yang sakit. Demikian juga waktu luang adalah nilai yang sangat tinggi yang tidak disadari kecuali oleh orang yang sibuk.

Marilah kita manfaatkan kesehatan kita! Kita manfaatkan untuk beribadah puasa, shalat malam,  beribadah ke masjid, menuntut ilmu, dan lainnya. Demikian juga untuk bekerja menafkahi keluarga. Marilah kita manfaatkan sebelum diuji dengan sakit. Karena kalau sudah sakit, kita semua tahu bahwa berharap bisa shalat sambil berdiri, tapi tidak bisa berdiri. Berharap bisa berangkat menuju masjid, tapi kedua kaki tidak kuat untuk menyangga badan. Maka kita akan menyesali hari-hari ketika kita masih mampu melakukan semua ibadah, tapi tidak memanfaatkannya. Begitu juga dengan bekerja. Sangat sangat sulit untuk bisa bekerja saat kita sakit.

Jama’ah Jum’ah…

3.Memanfaatkan waktu luang sebelum waktu sempit.
Hendaknya kita isi waktu-waktu luang kita dengan amalan-amalan shalih yang berguna bagi kita sendiri. Sebab di saat sibuk kita nanti hanya bisa berharap. Berharap bisa ke masjid, tetapi tidak bisa karena sakit, berharap bisa mengaji, tetapi tidak bisa dan begitu seterusnya. Kaitannya dengan kesehatan dan kelonggaran waktu itu, Rasulullah SAW bersabda :
نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِـيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ : اَلصِّحَةُ وَالْفَرَاغُ
”Ada dua nikmat dimana banyak orang yang rugi (atas kedua nikmat itu), yaitu nikmat sehat dan waktu luang” [HR. Bukhari].
Kata Maghbuun (مغبون) dalam hadits di atas pada dasarnya terjadi pada jual beli. Dengan ini Nabi  ingin menjelaskan bahwa orang rugi secara hakiki adalah orang sehat dan memiliki waktu luang lalu tidak bisa memanfaatkan keduanya. Ibaratnya orang memiliki permata yang sangat mahal lalu ditukar dengan kotoran hewan yang tidak berharga.
Oleh karena itu As-Salafush-Shalih/ ulama’ zaman dahulu lebih tamak terhadap waktu dibandingkan kita. Di antara kita ada yang tidak tahu bagaimana memanfaatkan waktunya, bagaimana mengisi waktu luangnya? Kita terkadang mendengar dua orang yang berkata kepada temannya : “Ayo kita habiskan waktu, atau menghilangkan waktu”. Sementara ulama’ sangat tamak pada menit, bahkan detik waktu. Mereka memanfaatkannya dengan baik. Ibnul-Jauzi rahimahullah yang berkata kepada putranya,”Wahai anakku, barangsiapa yang mengucapkan subhaanallaahi wabihamdihi maka ditanamkan untuknya satu pohon kurma di surga. Perhatikanlah, orang-orang yang menyia-nyiakan waktunya, alangkah banyaknya pohon kurma yang disia-siakan”.

Sidang Jum’ah…

Adapun isi hadis di atas tadi yang ke 4 dan ke 5 adalah Memanfaatkan masa muda sebelum masa tua dan Memanfaatkan kekayaan sebelum datang masa kemiskinan.
Namun karena terbatasnya waktu, maka point ke 4 dan ke 5 akan kita bahas di kesempatan lain. Yang jelas marilah kita pergunakan waktu kita dengan baik. Untuk mengetahui betapa mahalnya waktu per menit, lihatlah orang-orang yang sedang sakaratul maut, bahwa waktu 1 menit untuk orang yang akan meninggal sangat sangat berharga. Untuk tahu betapa mahalnya waktu per detik, lihatlah perlombaan perlombaan, baik kuda, motor, maupun lari, meski selisih 1 detik, yang kalah tetaplah kalah dan yang menang tetaplah menang. Dengan demikian kita lebih menginsyafi betapa waktu itu sangat sangat berharga.
Dan semoga kita bisa memanfaatkan waktu kita dengan sebaik-baiknya aamin aamiin ya rabbal ‘Alamiin.