Translate

KI TOPO JOYO BINANGUN

HIDUPLAH DALAM GERAKAN KEBENARAN AGAR ENGKAU DIMASUKKAN DALAM GOLONGAN ORANG-ORANG YANG BENAR, MESKI SAAT INI KAMU BUKANLAH ORANG YANG BENAR.

Pantai Alexanderia Egypt

Demi masa, Manusia dalam kerugian kecuali mereka yang beriman dan beramal shaleh serta saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.

Masa Laloe

Anda tidak mungkin lagi merubah masa lalu, yang mungkin anda lakukan adalah meratapinya atau mensyukurinya untuk pijakan menatap masa depan.

Benteng Sholahuddin Al Ayyubi Alexanderia

Bersama KH. Fathullah Amin LC.

Al Azhar Conference Center (ACC)

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 12 Oktober 2020

Ideologi, Cinta dan Peperangan

 Tae Guk Gi

(Persaudaraan Perang)











Syahdan, Jin Tae hidup bersama ibunya, Seorang janda tuna wicara dan adiknya Jin Seok yang jantungnya penyakitan. Waktu itu 1950an, Korea masih negara miskin, lepas penjajahan jepang, kehidupan sulit dan rawan konflik antar sayap kiri (komunis) VS sayap kanan pimpinan Syingman Rhee. Ibu Tae sehari-hari ditemani Kim Young Shin, seorang gadis yang rencananya kelak di nikahi Tae. Shin selain merawat calon ibu mertua juga merawat 2 adik kecilnya. Tae sendiri rela putus sekolah dan mengais rizki sebagai penyemir sepatu menggantikan peran seorang ayah yang sudah wafat.

Kesulitan hidup keluarga Tae tidak mengusir kebahagiannya melihat sang adik bisa sekolah, ibu dan calon istrinya bisa makan, mereka hidup gembira dalam kesederhanaan sampai pecah perang saudara. Korut melakukan invansi darat dan udara atas nama “Perang Pembebasan Tanah Air”. Sejumlah 231.000 pasukan dengan peralatan tempur yang memadai berhasil menguasai Kaesŏng, Chuncheon, Uijeongbu, dan Ongjin.

Perang meletus, suasana mencekam, rumah dibakar, suara bom dan mesiu menteror, penduduk mengungsi termasuk keluarga Tae. Di tengah perjalanan, pasukan Korsel menyisir para pengungsi, semua laki-laki dewasa wajib bela negara. Ibu Tae, Shin, dan kedua adiknya menangis, menghiba, meratap hingga akhirnya melepas dengan pandangan kosong saat Tae dan Seok dibawa paksa tentara.

Beban Shin bertambah, kelaparan di depan mata dan pasukan korut benar-benar menguasai kota, mengusir tentara selatan, memaksa penduduk menjadi agen-agen propaganda komunis dengan imbalan makan atau hukuman kematian. Pilihan yang sulit di masa yang sulit bagi mereka, termasuk Shin, bayang-bayang kematian kedua adiknya membuatnya bertekuk lutut pada kuasa komunis meski tidak pada idiologinya.

Di sisi lain, usaha Tae agar adiknya dipulangkan sia-sia, kecuali ia mampu mendapatkan medali perang. Dari sini bermula, Tae melakukan apa saja agar Seok, adiknya tidak mati. Naluri membunuhnya tumbuh cepat melihat kekejaman pasukan korut membantai warga sipil tak berdosa. Kebenciannya terhadap semua bau komunis menyala-nyala. Tetangganya sendiri, mati di tangannya gegara mau dipaksa jadi penyokong korut. Naluri perang, membunuh atau dibunuh telah bersemayam. Seok sendiri mulai menyayangkan sikap kakaknya yang awalnya laki-laki sabar dan sederhana berubah menjadi pembunuh berdarah dingin.

Eskalasi perang berubah saat sekutu mulai membantu korea selatan, pasukan korut hancur, Pyongyang pun jatuh. Tae akhirnya berkesempatan mengunjungi keluarganya, malang  tak dapat ditolak, justru saat ia menginjakkan kaki di pelataran rumah, Shin kekasihnya digelandang kelompok pemuda anti komunis untuk dieksekusi mati bersama puluhan warga lainnya. Tae dan Seok idak tinggal diam, mereka terlibat perselisihan dengan kelompok tersebut, jasa mereka dalam peperangan korea tidak menghalangi kematian Shin, dan mereka berdua ditahan militer karena dianggap pro komunis.

Tae memohon agar adiknya Seok dilepaskan, namun bukannya dilepas, justru sipir penjara memerintahkan supaya penjara berikut tahanan dibakar sebelum tentara Tiongkok pro korut tiba. Benih-benih kebencian Tae terhadap Korea Selatan tumbuh di puing-puing reruntuhan penjara, diantara  jasad para tawanan yang sudah menjadi abu. Kekasihnya di bunuh, adiknya dibakar..maka tidak ada alasan cinta pada negara yang telah merenggut semua kebahagian hidupnya, sebagai penyemir sepatu, sejatinya dia juga tidak faham apa itu komunis dan bukan komunis, demokrasi dan bukan, yang ia tahu bahwa hidup haruslah damai dan kekejaman siapapun tidak boleh dilakukan oleh siapapun. Akhirnya Ia bergabung dengan pasukan korut untuk melawan kekejaman rezim Syingman Rhe di divisi pasukan bendera. Dus..Tae didakwa pengianat negara.

Juli, 1951 di Rumah Sakit Militer Tae Jeon Korea selatan,  Seok yang selesai perawatan mendengar kabar bahwa kakaknya dicap penghianat, rupanya ia selamat dari pembakaran karena ditolong lolos oleh teman kakaknya ketika kobaran api melahap kamp tahanan. Ia tahu bahwa Tae tidak faham tentang idiologi, keberpihakannya pada korut tidak ada kaitannya dengan itu, melainkan kekecewaanya atas kekejaman tentara korsel terhadap kekasih dan adiknya yang tidak berdosa. Atas dasar itulah Seok bersikeras masuk area pertempuran Dumillyong, tidak lain dan tidak bukan untuk mengkabarkan kepada Tae  bahwa ia masih hidup dan membawanya pulang kembali ke korsel.

Seok berlari menyusuri parit pertahanan musuh, menyusup diantara baku tembak, letusan granat,  desingan peluru, muntahan mortir dan mayat-mayat yang bergelimpangan dari kedua belah pihak. Usahanya untuk sampai di basis pasukan bendera korut tidak sia-sia. Ia amat hafal dengan dengan gaya gerakan kakaknya meskipun dibalik baju kotor, penuh debu, darah dan topi tentara kusamnya itu. Sebaliknya Tae tidak, ia sudah yakin adiknya tewas terbakar, sejurus kemudian Tae menyerang pemuda yang memandanginya itu yang tak lain adalah adiknya sendiri sampai-sampai belatinya hampir memenggal adiknya seandainya sang adik tidak berteriak bahwa dirinya adalah adiknya.

Pergulatan penuh amarah berubah menjadi pelukan rindu, haru dan tangisan sesenggukan kakak beradik. Tae begitu menyayangi adiknya, dan Seok pun demikian kepada kakaknya, namun kecamuk perang tidak mungkin membiarkan 2 kubu tentara berpelukan damai, hanya beberapa saat Tae memaksa adiknya mundur sebab pasukan korut akan perang habis-habisan meskipun jelas-jelas kalah, ia tak ingin adiknya mati atas kebengisan kawan-kawannya.

Akhirnya, setelah Tae berjanji untuk selamat, Seok melepas pelukannya, dengan deraian air mata ia merayap mundur. Tae kakaknya berbalik menembaki pasukan korea utara yang hendak mengejar adiknya, akibatnya hanya selang beberapa menit ia menjadi sasaran tembak pasukan korut dan korsel sekaligus. Tubuhnya yang telah rapuh oleh peperangan menjadi mortir adiknya, gugur entah sebagai pasukan korea utara, atau korea selatan.

Berpuluh tahun kemudian, Seok pun telah tua dan menjadi veteran perang, selama itu pula ia menunggu Tae, kakaknya yang dulu pernah berjanji untuk hidup dan akan mengunjunginya. Penantiannya tak pernah surut, harapannya tak pernah padam meski ada sebetik rasa bahwa sang Kakak yang begitu menyayanginya telah gugur.

..

Semoga menjadi ibrah buat anak-anak muda yang belum mengerti arti kedamaian dan para pemimpin yang haus kekuasaan.