IKHLAS
Ketika seseorang memaknai kehidupan dengan perjuangan untuk mendapatkan sesuatu, maka ia akan dihadapkan pada 2 (dua) situasi sekaligus dalam hidupnya. Yaitu kegembiraan manakala sesuatu tersebut mampu didapatkan, baik harta, jabatan maupun pasangan. Sebaliknya ia akan dirundung duka manakala sesuatu itu lepas dari jangkauannya.
Persoalan “mendapatkan/ tidak’’, sebenarnya di luar kuasa manusia, karena kedua hal tersebut adalah hak prerogratif Sang Pencipta (Allah). Dia Yang Maha Memberi dan sekaligus berkuasa untuk tidak memberi sesuatupun. Adapun manusia hanya mampu “berusaha/berjuang’’ untuk mendapatkan keinginannya.
Ulama Ahlu Sunnah menamai “usaha dan perjuangan” manusia ini dengan sebutan ‘’kasab’’. Kaitannya dengan hal tersebut, jika ia ingin terhindar dari kekecewaan akibat tidak “mendapatkan’’ sesuatu, maka cara ampuh untuk menyikapinya adalah menjadi manusia ikhlas.
Orang ikhlas adalah orang yang merdeka karena tidak bisa dijajah oleh rasa kecewa, benci, hasud dan iri. Hal ini terjadi karena sesungguhnya Ihlas adalah penerimaan yang baik atas kenyataan yang terjadi. Artinya, menerima apa yang telah dikehendakkan atas hidupnya dengan legawa dan tetap prasangka baik atas hal tersebut meski terkadang tidak sejalan dengan keinginan.
Sayyid Qutub dan Buya Hamka adalah contoh apik diantara manusia yang mampu menjalani takdir hidupnya dengan ikhlas, bahkan saat penguasa zalim memasukkannya dalam hotel prodeo. Penjara ternyata tidak mampu mengkungkung rasa kemerdekaan Qutub dan Hamka untuk menjalani takdirnya dengan baik. Justru magnum opusnya, Tafsir al Azhar dan fi Dzilalil Qur’an dirampungkan saat mereka berdua dalam pengapnya jeruji besi.
Betapa tinggi dan mulia mereka yang mampu mengihlaskan seluruh ketetapan hidupnya, sehingga iblis dan anak cucunyapun tidak mampu memperdaya orang-orang yang diberi gelar kehormatan “al muhlasin”.
Adapun kita, ah..jika desahan nafas kecewa masih sering mengiringi perjalanan hidup ini, maka kita perlu belajar banyak tentang keihlasan. Bahkan pada seekor anjing yang tetap bertasbih, meski Tuhan telah menciptanya sebagai hewan yang namanya menjadi sumpah serapah sebagian manusia.
Allah A’lam.






0 komentar:
Posting Komentar