Translate

Selasa, 28 Maret 2017

KEBEBASAN

Dunia jalanan mengenal adanya sebagian anak jalanan yang gaya hidupnya sangat berbeda dengan manusia pada umumnya. Mereka berfikir bahwa apa yang mereka lakukan adalah ekpresi dari kebebasan hidup. Bebas bergaya, berbicara maupun bentuk-bentuk lainnya. Keteraturan adalah belenggu, sehingga ia adalah musuh yang harus dilawan dengan cara apapun, dus hal inilah salah satu alasan kenapa banyak diantara mereka sulit diatur (tentu tanpa mengeyampingkan persoalan lainnya).
 
Terkecuali daripada itu, tuntutan akan kebebasan tidak hanya berlalu lalang diantara dunia jalanan, bahkan area kampus pun menjadi salah satu wahana dimana orang bisa memiliki kebebasan, berfikir terutama. Sayangnya, apakah setiap bentuk kebebasan akan melahirkan sesuatu yang positif? Pertanyaan inilah yang seharusnya difikirkan dengan matang oleh setiap penuntut dan bahkan penyanjung kebebasan. Anak-anak yang tergabung dalam penuntutan dunia bebas misalnya, mereka harus menginsyafi bahwa kebahagian hidup yang mereka dambakan dari penolakan aturan, justru kadang tersembunyi di balik keteraturan, bukan kebebasan. Bahwa orang yang memiliki siklus hidup teratur mulai dari ruang keluarga, pendidikan maupun pekerjaan kenyataannya adalah para pemilik kebahagiaan.
Hal ini berbeda dengan mereka yang tidak mempunyai keteraturan, bahwa meskipun kebebasan menjanjikan kebahagiaan, tetapi ia tidak bisa menjamin untuk memberikan kebahagiaan itu sendiri. Bukankah orang akan sulit menemukan kebahagiaan manakala tidak ada jaminan bahwa persoalan hidupnya bisa teratur (tertata) dengan baik.
 
Keinsyafan tentang kebebasan juga harus mewabah kepada para akademisi, bahwa jika kebebasan dimaknai sebagai bentuk dari “tidak ada batasan sama sekali” maka itu sebenarnya bukan bagian dari kepositifan, melainkan bentuk ke liar an, bahkan meskipun jika itu adalah  sekedar persoalan pemikiran. Seorang dosen muslim misalnya, atas dasar kebebasan berfikir ia merasa sah-sah saja untuk menggugat keontetikan wahyu (baca: al Qur’an) dalam tulisan-tulisan ilmiahnya. Padahal, di saat yang sama, ada jutaan manusia yang secara teratur percaya bahwa statemen-statemn Al Qur’an bukan area yang boleh digugat melainkan wilayah keimanan, baik hal itu berasal dari iman belaka, maupun berdasarkan research bahwa al Qur’an adalah benar-benar wahyu dimana menghakiminya di luar kuasa manusia.
 
Jika manusia menyuarakan kebebasan sempurna (tanpa batasan) kemudian mengejawantahkan ke dalam kehidupannya, maka justru dunia ini akan penuh dengan konflik (istilah yang cenderung kontra dengan kedamaian, kententraman maupun kebahagiaan). Orang harus sadar bahwa dirinya adalah mahluk sosial dimana ia tidak mampu hidup tanpa perwujudan dan peran orang lain. Hal ini bermakna bahwa masing-masing individu mempunyai hak (privasi) yang tidak bisa dirampas, dijangkau, ataupun diusik oleh orang lain. Dan hak-hak tersebut terejawantahkan dalam banyak hal, baik terkait tentang ekonomi bahkan terkait keimanan/ kepercayaan.
 
Bolehkah atas dasar kebebasan, seseorang melawan aturan untuk tidak kencing di jalan raya? Tentu tidak, karena jika diperbolehkan, maka pada saat yang sama para pengguna jalan juga merasa sah untuk meludahi si anak tadi secara berjama’ah berdasarkan kebebasan. Adanya aturan larangan kencing sembarangan hakikatnya adalah perlindungan terhadap dua sisi. Pertama kembali kepada para pengendara yang terlindungi kenyamanannya, dan kedua kepada si pelaku agar ia tidak diludahi banyak orang.
Bolehkah seorang akademisi menggugat Al Qur’an atas dasar kebebasan? Tentu tidak, karena jika dibolehkan, maka disaat yang sama para pemeluk taat akan balik menggugat “kewarasan´ Si Akademisi, bahkan menghukumnya baik secara moral.

Keteraturan yang muncul dari aturan tertulis maupun tidak tertulis sebenarnya bukan bentuk pengekangan manusia, namun justru petunjuk atas manusia agar arif dalam mengekpresikan kebebasannya sehingga tidak berbenturan dengan kebebasan orang lain. Manusia harus mempunyai aturan dan keteraturan, karena kebebasan tanpa batas adakah tidak ada sama sekali, ia hanyalah bisikan-bisikan iblis untuk membuat manusia konflik dengan manusia, alam bahkan dengan Tuhannya.
Allah A’lam.

0 komentar:

Posting Komentar