Perseteruan-perseteruan kecil yang terjadi dalam bahtera rumah tangga dalam batas yang wajar adalah romantika kehidupan, ia tidak bisa diusir, dibuang dan diasingkan ke ruang yang berbeda sama sekali, justru positifnya terkadang mampu membawa kemajuan berfikir, kedewasaan, pengetahuan maupun ekonomi.
Namun di batas-batas tertentu, hal tersebut bisa mencabut keberkahan rumah tangga. Manakala keberkahan dicabut, maka rumah-rumah megah, mobil-mobil mewah dan harta lainnya yang berlimpah tidak akan mendatangkan ketenangan hakiki, akan ada banyak isakan tangis pilu, tawa kebohongan maupun senyuman palsu.
Kebaikan dimanapun itu, dalam rumah tangga tanpa terkecuali akan kembali menjadi kebaikan betapapun kecilnya, baik di dunia akhirat, atau salah satu dari keduanya. Pun begitu dengan kezaliman yang tidak tertebus dan termaafkan.
Para suami yang gemar menzalimi istrinya hendaklah segera insyaf, karena altar pengadilan Tuhan (Allah) telah dipersiapkan, dengan sabar menanti telapak kakimu sampai di sana untuk di adili.
Para istri yang zalim pada suaminya, baik kerana rupa, ilmu maupun hartanya, takutlah …karena setiap angkuhmu pada suamimu ada dosa-dosa yang siap dikalungkan.
Para suami/ istri yang mengalah, untuk kebaikan maupun kelangsungan rumah tangganya sebenarnya merekalah orang-orang perkasa, yang memiliki kebesaran hati dan kekuatan jiwa. Mengubah duka menjadi tawa, menyulap pilu menjadi bahagia dan memoles kesedihan dengan tulusnya senyuman.
Dekap mereka, muliakan mereka, karena saat Tuhan (Alloh) merangkulnya dalam keharibaanNya, kamu tidak bisa berbuat apa-apa.
Allah A’lam.
Namun di batas-batas tertentu, hal tersebut bisa mencabut keberkahan rumah tangga. Manakala keberkahan dicabut, maka rumah-rumah megah, mobil-mobil mewah dan harta lainnya yang berlimpah tidak akan mendatangkan ketenangan hakiki, akan ada banyak isakan tangis pilu, tawa kebohongan maupun senyuman palsu.
Kebaikan dimanapun itu, dalam rumah tangga tanpa terkecuali akan kembali menjadi kebaikan betapapun kecilnya, baik di dunia akhirat, atau salah satu dari keduanya. Pun begitu dengan kezaliman yang tidak tertebus dan termaafkan.
Para suami yang gemar menzalimi istrinya hendaklah segera insyaf, karena altar pengadilan Tuhan (Allah) telah dipersiapkan, dengan sabar menanti telapak kakimu sampai di sana untuk di adili.
Para istri yang zalim pada suaminya, baik kerana rupa, ilmu maupun hartanya, takutlah …karena setiap angkuhmu pada suamimu ada dosa-dosa yang siap dikalungkan.
Para suami/ istri yang mengalah, untuk kebaikan maupun kelangsungan rumah tangganya sebenarnya merekalah orang-orang perkasa, yang memiliki kebesaran hati dan kekuatan jiwa. Mengubah duka menjadi tawa, menyulap pilu menjadi bahagia dan memoles kesedihan dengan tulusnya senyuman.
Dekap mereka, muliakan mereka, karena saat Tuhan (Alloh) merangkulnya dalam keharibaanNya, kamu tidak bisa berbuat apa-apa.
Allah A’lam.