Rasulullah SAW pernah diinterupsi terkait
dengan ijtihadnya, sebagai contoh saat pengaturan strategi Perang Badar oleh al
Habab Bin Munzir RA. Alih-alih berjumawa karena dirinya seorang utusan Tuhan,
justru beliau mengiyakan pendapat sahabatnya ini. Peristiwa hampir semisal
terjadi menjelang peperangan Khandak. Salman Al Farisi mencetuskan pertahanan parit, dimana hal tersebut tidak dikenal oleh bangsa Arab sebelumnya.
Sekelumit
tentang kisah tersebut di atas sebenarnya merupakan pelajaran berharga bagi
mereka yang menjadi pemimpin, guru, bahkan murabby
atau mursyd sekalipun. Bahwa
betapapun tinggi derajat di hadapan para kawulo,
murid, salik maupun mad’u, namun dirinya tetaplah manusia
biasa yang terbuka celah lebar kesalahan maupun kekhilafan.
Mereka yang tidak
mau sesekali mendengar suara yang lain, semata-mata karena merasa lebih tahu, senior maupun berpengalaman, maka sesegeralah bertaubat, karena dalam
dirinya ada ke takabbur an yang
bersifat khofy. Padahal kesombongan
adalah sifat yang amat dibenci Tuhan (Allah) YME.